MAKALAH KOMUNIKASI PADA LANSIA
MAKALAH
TEKNIK
KOMUNIKASI TINGKAT USIA LANJUT
Disusun oleh :
Kelompok 4
Ervina Paputungan
Varianti Lestari
Humu
Sitti Nur Aisyah
Alwi
Sri Wahyuni
Nella Novita
Lapasisi
Merry Anggrainy
Yantu
Mustafia Nasri
Sugeha
Mega Youko Putri
Wahyuni Manoppo
Adi Siswanto
Kolopita
Riko Santoso Manggo
Sefitra Magna
Candra Tjolle
Azhar Hampan
Program
Studi : S1 Keperawatan
2013/2014
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT , karena atas berkat dan rahmatnya
semata kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami tentang “Komunikasi Pada Tingkat Usia Lanjut”.
Dalam
pembuatan makalah ini kami menjelaskan tentang tingkat komunikasi pada perkembangan
tingkat usia lanjut, yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar II diperguruan tinggi STIKES Graha Medika Kota Kotamobagu.
Dalam
penulisan ini bertujuan agar mahasiswa/i dapat memahami tentang komunikasi pada
tingkat usia lanjut.
Apabila
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran
yang bisa membangun kreativitas dari kelompok kami. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami maupun kepada kelompok lain.
Kotamobagu, Oktober 2013
Kelompok 4
Tim Penulis
Daftar
Isi
Judul…………………………………………………………….i
Kata
Pengantar………………………………………………...ii
Daftar
Isi………………………………………………………..iii
Isi/Pembahasan…………………………………………………
Penutup………………………………………………………...
Kesimpulan……………………………………………………..
Daftar
Pustaka………………………………………………….
PEMBAHASAN
Teknik
Komunikasi Tingkat Usia Lanjut
Komunikasi
dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi, (lingkungan dalam
situasi individu harus mengaplikasikan keterampilan komunikasi yang tepat). Disamping
itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat.
Karakteristik Lansia
Berdasarkan usianya, organisasi
kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia lanjut menjadi empatmacam meliputi:
·
Usia pertengahan (middle age) kelompok
usia 45 samapai 59 tahun)
·
Usia lanjut (elderly) kelompok usia
antara 60 samapai 70 tahun)
·
Usia lanjut usai (old) kelompok usia
antara 75 sampai 90 tahun)
·
Usia tua (veryold) kelompok usia di
atas 90 tahun
Komunikasi pada Lansia
- Kemampuan komunikasi pada lansia dpt mengalami
penurunan akibat penurunan berbagai fungsi sistem organ (penglihatan,
pendengaran, wicara dan persepsi), perubahan psikis/emosi, interaksi
sosial & spiritual perlu pendekatan & teknik khusus dlm
berkomunikasi.
- Perubahan emosi sering nampak berupa reaksi penolakan terhadap
kondisi yg terjadi.
Gejala penolakan yang
terjadi:
- Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan
& keterangan yg diberikan tenaga kesehatan
- Mengubah keterangan yg diberikan shg diterima keliru
- Menolak membicarakan perawatan di RS
- Menolak iut serta dlm perawatan dirinya, khususnya
tindakan yg melibatkan dirinya
- Menolak nasehat (istirahat baring, berganti posisi
tidur utk kenyamanan dirinya)
Pendekatan dalam komunikasi dgn
lansia
- Pendekatan fisik mencari informasi ttg kesehatan
objektif, kebutuhan, kejadian yg dialami, perubahan fisik/organ tubuh,
tingkat kesehatan yg masih bisa dicapai dan dikembangkan.
- Pendekatan psikologis mengarah pd perubahan
perilaku. Dlm pendekatan ini perawat berperan sbg: konselor, advokat,
suporter, interpreter, sahabat dekat klien
- Pendekatan sosial diskusi, tukar pikiran,
berceritera, bermain, kegiatan kelompok agar klien dpt berinteraksi
dgn sesama klien/petugas
- Pendekatan spiritual memberikan kepuasan batin
dlm hubungan dgn Tuhan; efektif bagi klien dgn latar belakang keagamaan yg
baik.
Teknik komunikasi pd lansia
- Teknik asertif sikap yg dpt menerima,
peduli, sabar untuk mendengarkan & memperhatikan ketika pasangan sdg
berbicara komunikasi dpt dimengerti
- Responsip perawat segera bereaksi secara aktif
ketika ada perubahan sikap /kebiasaan klien dgn menanyakan /klarifikasi
ttg perubahan tsb.
- Klarifikasi mengajukan pertanyaan ulang &
memberi penjelasan lebih dari 1 kali agar maksud pembicaraan dpt diterima
& dipersepsikan sama oleh lansia/klien.
- Sabar dan iklas perawat bersikap sabar & iklas
menghadapi perubahan klien lansia sehingga tercipta komunikasi yg
terapeutik.
Hambatan komunikasi pada lansia
Lansia bersikap:
- Agresif
ditandai dgn perilaku:
- berusaha mengontrol & mendominasi lawan bicara
- meremehkan orang lain
- mempertahankan haknya dgn menyerang orang lain
- menonjolkan diri sendiri
- mempermalukan orang lain di depan umum, baik dgn
kata-kata atau tindakan.
- Nonasertif
dgn tanda-tanda:
- menarik diri bila diajak bicara
- merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
- merasa tidak berdaya
- tidak berani mengungkapkan keyakinannya
- membiarkan orang lain membuat keputusan unt dirinya
- pasif
- mengikuti kehendak orang lain
- mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan
baik dgn orang lain.
Mengatasi hambatan shg komunikasi
efektif
- Mulai komunikasi dgn mengecek pendengaran klien
- Keraskan suara bila perlu
- Dapatkan perhatian dari klien sebelum berbicara.
Pandanglah klien shg klien dpt melihat gerakan mulut perawat
- Atur lingkungan yg kondusif, kurangi gangguan visual
& auditory, pastikan pencahayaan cukup
- Jika komunikasi macet, jangan anggap bahwa klien tdk
kooperatif
- Bertindaklah sebagai partner yg memfasiltasi klien untuk
mengungkapkan perasaannya
- Berbicara pelan dan jelas, kalimat pendek, bahasa
sederhana
- Bantu kata-kata dgn isyarat visual
- Serasikan bahasa tubuh dgn pembicaraan berita yg
menggembirakan diiringi senyuman, tertawa secukupnya, dsb.
- Berilah kesempatan klien unt bertanya
- Jika klien salah, jangan menegur secara langsung
- Jadilah pendengar yang baik
- Arahkan suatu topik pada suatu saat
- Ikutkan keluarga (yg menunggu) untuk
berpartisipasi
Strategi untuk memperbaiki komunikasi dengan pasien lanjut
usia yaitu
1.
Menggabungkan
data pendahuluan sebelum perjanjian untuk bertemu, karena pasien pasien lanjut usia khas
memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks.
2.
Meminta pasien menceritakan
keluhannya hanya sekali (yaitu tidak bercerita dulu kepada perawat atau asisten kemudian baru kepada
anda) untuk meminimalkan frustasi dankelelahan pasien.
3.
Menghindarkan jargon medis.
4.
Menyederhanakan dan menuliskan
instruksi.
5.
Menggunakan diagram, model, dan
gambar.
6.
Menjadwalkan pasien lanjut usia
terlebih dahulu, karena mereka umumnya lebih siap darisegi waktu dan secara
klinis cenderung kurang sibuk.
7.
Mengenal
Kultur dan Budaya
8.
ekspresi yang menyenangkan.
9.
Gunakan sentuhan lembut dengan
sentuhan ringan di tangan, lengan, atau bahu.
10. Pertahankan langkah yang tidak
tergesa-gesa, membiarkan pasien selama beberapa menituntuk mengekspresikan
masalahnya jika mampu
11. Memastikan bahwa agenda pasienlah
yang anda hadapi
12. Meminta pasien lanjut usia untuk
mengulang kembali setiap instruksi yang penting
13. Memberikan instruksi tertulis paling
tidak dengan huruf berukuran 14.
14. Ingatlah pentingnya masalah
psikososial ketika merawat pasien lanjut usia.2. Gangguan kognitif pasien
15. Jangan mengabaikan pasien.
16. Bertanyalah
dengan pertanyaan sederhana yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau“tidak” dan bahasa tubuh sederhana.
17. Ketika melakukan pemeriksaan,
berikan instruksi satu persatu.3. Pertemuan dengan keterlibatan pihak ketiga.
18. Persiapkan lingkungan ruang
pemeriksaan dengan 3 kursi dalam bentuk segitiga.
Comments
Post a Comment